banner 981x668

Cerita Sopir Wanita Penjual Perlengkapan Penjor

banner 120x600

JPost (Negara)-
Terlahir sebagai wanita adalah kodrat, tapi jika wanita dianggap tidak bisa bekerja mandiri jelas itu menyalahi kodrat. Seperti yang dilakukan Ni Made Kusrini (49), wanita asal Desa Baluk, Kecamatan Negara yang menjadikan jual beli peralatan penjor sebagai profesinya.

“Apapun pekerjaan kalau kita tekuni pasti akan berhasil. Soal ketekunan dan hasil, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Mungkin hanya jenis pekerjaannya saja yang beda,” katanya yang ditemui saat sedang berjualan alat penjor di Jalan Ngurah Rai, Negara.

Dengan pola berjualan keliling, ia mengaku, menjelang Hari Raya Galungan, omzet penjualannya bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta setiap hari. Untuk menunjang mobilitasnya, wanita ini menggunakan mobil pick up yang dia kemudikan sendiri.

Meskipun pada bak mobil tersebut dipenuhi berbagai peralatan penjor, Kusrini dengan ringan dan lincah bisa membawa mobil tersebut kemana saja arah dia berjualan. “Sudah terbiasa menyopir sendiri mobil ini. Saya pikir, banyak juga wanita lain yang seperti saya,” katanya.

Baca Juga:  Polres Jembrana Tangkap Bandar Judi Online, Akui Sudah Beroperasi 3 Tahun

Seperti halnya usaha lainnya, Kusrini juga jatuh bangun membangun bisnisnya tersebut. Sepuluh tahun lalu, katanya, ia memulai berjualan peralatan penjor dengan modal Rp 300 ribu. Namun dengan ketekunan dan kegigihannya, modal tersebut kini berlipatganda. “ Yang lebih penting lagi bisa membantu ekonomi rumah tangga. Berapapun yang diperoleh, istri bisa kok membantu ekonomi rumah tangga,” katanya.

Sebagai wanita, wajar ia memperhatikan sesamanya, khususnya terhadap wanita lanjut usia. Ia mengatakan, peralatan penjor yang ia jual sebagian besar merupakan produksi dari wanita-wanita lanjut usia. “Biasanya mereka berkelompok mengerjakan ini. Setelah selesai, saya bantu menjualkan,” katanya.

Lewat usahanya tersebut, ekonomi rumah tangganya lebih mapan, sehingga bisa membiayai pendidikan anak-anaknya, yang kini sudah dewasa semua. “Semua wanita bisa melakukan seperti apa yang saya lakukan, tinggal niat yang dibarengi dengan ketekunan dan kegigihan,” kata pedagang yang juga memiliki kios di Pasar Jembrana dengan jenis jualan yang sama ini.

Baca Juga:  Festival Miniatur Perahu Nelayan di Desa Pengambengan Dipadati Pengunjung

Terkait lokasi jualan keliling yang di pinggir jalan, ia berharap pemerintah bijaksana, dengan tidak melakukan pengusiran tapi menertibkan dari sisi kebersihan. “Setiap selesai berjualan di satu tempat, pasti saya bersihkan sebelum pindah ke lokasi lain,” katanya. (edi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 981x668