banner 981x668
BERITA  

Jalan Akses Wisata Air Terjun Jembrana Susah

banner 120x600

Jembrana (JPost) – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana telah mengexplor sejumlah air terjun yang ada di gumi makepung. Secara umum, seluruh air terjun yang ada memiliki potensi alam yang bisa dijadikan daya tarik wisata.

Namun begitu, dari potensi yang ada, akses menuju lokasi air terjun tersebut masih belum memadai. Pemerintah menyarankan para kelompok masyarakat atau desa adat bekerjasama dengan pihak pengelola kawasan yakni Kesatuan Pengelolaan Guta (KPH) Bali Barat atau juga dengan Balai Wilayah Sungai (BWS).

Menurut Kepala Bidang Pariwisata, Disparbud Jembrana, I Komang Gede Hendra Susanta, sejatinya seluruh air terjun yang ada di Jembrana memiliki potensi alam yang luar biasa. Terlebih Air Terjun Yeh Mesee yang memiliki ketinggian sekitar 100 meter berpotensi menjadi daya tarik wisata dan berdampak positif bagi masyarakat sekitar serta pariwisata Jembrana.

“Terutama air terjun Yeh Mesee itu memang memiliki potensi yang luar biasa. Tapi begitu, hingga saat ini akses menuju kesana masih belum memadai, belum safety karena terjal. Artinya masih perlu penataan lebih lanjut,” kata Komang Hendra saat dikonfirmasi, Selasa 6 Juni 2023.

Dia mengakui, pihaknya bersama tim di Disparbud Jembrana sempat melakukan penjajagan ke sejumlah air terjun yang ada di Jembrana. Dan untuk sementara yang sudah berkembang atau dikunjungi warga adalah Air Terjun Juwuk Manis di Kecamatan Pekutatan dan Air Terjun Yeh Mecebur di Kecamatan Jembrana. Dua air terjun ini diminati karena memiliki akses yang memadai dan disertai fasilitas pendukung.

Baca Juga:  Bocah Korban Dugaan Pencabulan Kakek Tetangganya di Jembrana, Masih Trauma

“Misalnya di Juwuk Manis, di sana sudah dilengkapi sejumlah fasilitas ruang ganti, toilet, jalan setapak sudah permanen serta dilengkapi raling (pemgamanan) pada tangga menuju obyek,” jelasnya.

Selain akses yang belum memadai, kata dia, karakteristik air terjun di Jembeana relatif kurang stabil. Ketika musim penghujan debit airnya begitu tinggi, dan ketika kemarau debitnya sangat kecil. Faktor ini juga mempengaruhi keindahan air terjun sendiri. Jika di daerah lain, debit air terjunnya relatif stabil.

“Selain akses, kalau di sini relatif kurang stabil debit airnya. Sehingga beperngaruh ke keindahan obyek itu sendiri,” katanya.

Disinggung mengenai upaya pemerintah untuk melakukan penataan seperti penyediaan fasilitas serta menata akses menuju obyek agar lebih mudah, Komang Hendra mengakui belum bisa berkomentar banyak. Sebab, pemerintah sifatnya hanya melakukan pembinaan serta pendampingan kepada desa.

Terlebih lagi, lokasi air terjun sebagian besar berada di kawasan hutan lindung kewenangan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Bara ataupun Balai Wilayah Sungai (BWS). Namun, ketika kerjasama antara kelompok masyarakat dengan KPH atau BWS, pemerintah nanti bakal membantu untuk penyediaan akomodasi di sekitarnya.

Baca Juga:  Bupati Tamba Ajak Masyarakat Wujudkan Pemilu Damai dan Kondusif

“Sehingga kami sarankan kepada kelompok masyarakat atau Pokdarwis yang memiliki kawasan air terun agar bekerjasama dengan pihak yang memiliki kewenangan wikayah yakni KPH ataupun BWS. Karena lokasinya sebagian besar terletak di kawasan hutan lindung,” tandasnya.

Air Terjun Yeh Mesee sudah tak asing lagi bagi masyarakat Bali khususnya Kabupaten Jembrana. Air terjun yang berada di wilayah utara gumi makepung ini masih dalam areal hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat. Dan air terjun ini disebut-sebut sebagai air terjun tertinggi di Bali. Meskipun belum pasti, diprediksi air terjun ini memiliki tinggi hingga 100 meter. Bahkan, air terjun ini terlihat jelas dari Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk ketika musim penghujan. Sehingga, jika dikelola dengan baik air terjun ini bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. (Yus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 981x668