banner 981x668

800 juta Raib, Diduga Ditilep Pegawai Bumdes Di Melaya

banner 120x600

Jembrana (JPost) – BUMDes Melaya, Kecamatan Melaya, Jembrana diduga bermasalah. Ratusan juta rupiah dana hilang entah kemana. Kondisi ini tentu saja dipertanyakan oleh sejumlah warga.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, sejak beberapa tahun belakangan ini BUMDes Melaya diduga bermasalah. Terutama pada usaha simpan pinjam.

Menurut sumber, laporan keuangan pada BUMDes ini menunjukan usaha di bidang simpan pinjam ini menunjukkan hasil yang cukup bagus. Namun sayang itu hanya diatas kertas, sementara uangnya tidak ada dalam kas BUMdes.

“Dugaan kami itu dananya ditilep atau dikorupsi oleh pegawainya. Ini harus diusut tuntas karena nilainya mencapai ratusan juta rupiah,” ujar sumber yang merupakan warga Desa Melaya, Kamis (17/8/2023).

Menurut sumber ini, dana BUMDes yang raib dari kas sekitar Rp 800 juta lebih. Pihak Kejaksaan Negeri Jembrana sebenarnya telah menyelidiki kasus ini, namun hingga saat ini belum ada kejelasan terkait masalah tersebut.

Dugaan sementara, raibnya ratusan juta rupiah dana BUMDes karena adanya kredit fiktif pada unit usaha simpan pinjam dan hal tersebut diduga dilakukan oleh beberapa oknum pegawainya.

Baca Juga:  Jelang Festival Layang-layang Internasional, Sirkuit "All In One" Bersiap

Menurut sumber, modal awal BUMDes Melaya sebesar Rp 1 Milyar. Modal ini merupakan bantuan dari pemerintah Provinsi Bali, sekitar tahun 2015. Namun saat ini mudal tersebut raib begitu saja.

“Karena itu, kami minta masalah ini diusut secara serius, jika ada indikasi tindak pidana hendaknya diproses sesuai hukum yang berlaku,” imbuhnya.

Terkait hal tersebut Perbekel Melaya I Komang Warsana dikonfirmasi wartawan membenarkan BUMDes di desanya ada masalah. Namun dirinya menapik tudingan terkait dana tersebut di gelapkan oleh pegawai Bumdes, Menurutnya masalah ini terjadi pada unit usaha simpan pinjam. Dimana banyak kredit yang macet.

“Dari data yang kami miliki ada beberapa kelompok yang meminjam hingga seratus juta, kami memiliki data detail sekali bahkan pengeluaran seribu rupiah pun kami catat,”ujar warsana.

Jadi apa yang dituduhkan tersebut tidak benar bahwa pengurus Bumdes yang menggelapkan dana.

“Dari pendataan yang kami lakukan ada tujuh ratus juta rupiah kredit macet. Itu pembukuannya lengkap, detail dan jelas,” tegasnya.

Terkait hal tersebut, pihaknya bersama pengurus BUMDes telah melakukan upaya penyelamatan. Namun baru sekitar Rp 300 juta yang bisa diselamatkan, sisanya terus diupayakan agar bisa kembali dengan melakukan pendekatan kepada para peminjam.

Baca Juga:  Gilimanuk Masuk Tiga Besar Lomba Kelurahan, Ipat Sambut tim Penilai

Kami mempersilakan aparat penegak hukum (APH) untuk menyelidiki hal ini supaya jelas, karena yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut adalah kredit macet.

“Kami juga menekankan untuk membatasi usaha simpan pinjam. BUMdes harus memiliki unit usaha lain agar lebih inovatif,” ujarnya.

Menurut Warsana saat ini BUMDes melaya telah memiliki unit usaha lain, seperti usaha air minum dan beberapa usaha lainnya. Dengan usaha ini dia berharap BUMDes Melaya bisa lebih maju dan terpenting dana yang macet dibawah segera bisa kembali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 981x668