banner 981x668
BERITA  

Isu Tudingan Jaspel Dipotong, Dirut RSU Negara Angkat Bicara

Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, Jembran. dr. Ni Putu Eka Indrawati. Sumber : Istimewa
banner 120x600

Jembrana (JPost) – Tudingan Pemotongan Jaspel yang di lontarkan Akun Hendra Wijaya di Medsos akhirnya membuat Direktur RSU Negara, Jembrana, dr. Ni Putu Eka Indrawati angkat bicara.

Di dalam medsos Hendra Wijaya menyebut jika dirut Rsu Negara mendapat jaspel sebesar 28.700.000.
“DIRUT RSU NEGARA Dapat JASPEL 28,700,000 Perbulan tanpa POTONGAN ??? Sedangkan Jaspel Pegawai Wajib di Potong,” isi potingan lengkap yang dibuat HW Beberapa Jam lalu.

Menanggapi hal ini, Eka Indrawati menjelaskan, bahwa pembagian Jasa Pelayanan (jaspel) di RSU Negara dilakukan secara transparan dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Katanya, saat dikonfirmasi JPost via Whatsapp pada Rabu (30/10/24).

Eka memaparkan bahwa penentuan jaspel tergantung pada pendapatan rumah sakit, jumlah tenaga kerja, serta indeks penilaian kinerja masing-masing karyawan.

“Seluruh proses pembagian jaspel di RSU Negara telah dibuat transparan dan selalu tepat waktu. Kami memiliki tim khusus yang secara rutin melakukan penghitungan, dengan ketua tim yang bertanggung jawab penuh,” kata dr. Eka.

Dia menekankan bahwa adanya tim khusus ini memastikan agar semua karyawan memahami penghitungan dan pembagian jaspel secara jelas.

Baca Juga:  Si Jago Merah Lahap Rumah di Jembrana, Kerugian 200 Juta Rupiah

Dirinya melanjutka, setiap karyawan RSU Jembrana menerima gaji, tunjangan atau insentif, serta jaspel yang sifatnya berubah-ubah. “Kalau mau, silakan bandingkan nilai jaspel dulu sebelum saya menjadi direktur dengan sekarang,” ungkapnya. “Jadi, bukan berarti jaspel turun karena dipotong,” tambah Eka.

Eka menjelaskan alasan penurunan jaspel yang mungkin dirasakan oleh karyawan pada bulan tertentu. “Saat pendapatan RS berkurang, misalnya akibat klaim BPJS yang tertunda, otomatis jumlah yang dibagikan juga berkurang, terlebih dengan adanya penambahan tenaga P3K yang baru,” ujarnya

Menurutnya, kondisi ini harus dipahami oleh karyawan, terlebih pembagian jaspel bukanlah biaya tetap atau “fixed cost”, berbeda dengan gaji dan tunjangan bulanan.
“Nilai jaspel bisa naik atau turun, bergantung pada pemasukan rumah sakit, jumlah tenaga kerja, dan indeks kinerja seperti disiplin, performa, serta lama kerja,” tegasnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, RSU Jembrana telah berupaya menciptakan sistem pembagian jaspel yang lebih transparan, yang dapat diakses oleh seluruh karyawan.

“Saat naik, mereka tidak pernah komplain. Namun ketika turun, kami selalu memberi penjelasan di grup RS, seperti misalnya pemasukan RS berkurang atau ada penambahan karyawan baru,” dalihnya.

Baca Juga:  Kapolres Jembrana Membuka Acara Coaching Clinic untuk Penguatan Kapasitas Pelayanan Prima Kepolisian

Selain itu, Eka menginfokan bahwa RSU Jembrana saat ini telah membiayai gaji pegawai kontrak secara mandiri, menggunakan pendapatan rumah sakit sendiri. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab RSU dalam memenuhi kebutuhan operasional secara mandiri.

Bahkan, demi pemerataan, dr. Eka mengurangi porsinya sebagai direktur dan mengalokasikannya kepada kepala seksi lainnya. Kebijakan ini menurutnya telah diupayakan untuk memenuhi prinsip keadilan bagi semua pihak di RSU Jembrana.

Dengan pengelolaan yang transparan ini, Dirinya berharap agar karyawan dapat memahami sistem yang berlaku dan terus mendukung upaya peningkatan pelayanan Rumah Sakit yang pada akhirnya diharapkan bisa berdampak positif terhadap kesejahteraan seluruh karyawan. (Yus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 981x668