banner 981x668
BERITA  

Bupati Jembrana Tinjau Uji Coba, Bantuan Mesin Pengolah Sampah Menjadi RDF

Keterangan Foto : Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, Meninjau Mesin Pengolah Sampah menjadi RDF menjalani uji coba di TPA Peh Jembrana. Sumber Foto :Hum JBR
banner 120x600

Jembrana (JPost) – Bantuan mesin pengolahan sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) dari PT Wisesa Global Solusindo mulai diujicobakan di TPA Peh, Desa Kaliakah, pada Kamis (11/7). Uji coba ini bertujuan untuk memastikan mesin dapat beroperasi sesuai harapan dan mampu mengolah sampah hingga 300 ton per hari.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, hadir langsung untuk menyaksikan uji coba ini. Beliau bahkan mencoba menyalakan mesin secara langsung. Bupati Tamba cukup optimis bahwa mesin ini dapat membantu mengatasi masalah sampah di Kabupaten Jembrana. Namun, beliau mencatat bahwa mesin penunjang seperti mesin cacah dan mesin pres masih belum optimal dalam menunjang kecepatan mesin pengolahan sampah ini.

“Kapasitas mesin sudah luar biasa besar, namun mesin cacah kurang besar dan mesin pres kurang cepat. Jika mengandalkan tenaga manusia, mencapai target 200 ton per hari akan sulit,” ujar Bupati Tamba.

Tamba juga berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas mesin cacah dan mesin pres serta menambahkan mesin konveyor untuk mempercepat proses pengolahan sampah menjadi RDF. Bupati Tamba juga menyebutkan bahwa ada tiga pihak yang akan terlibat dalam mengatasi permasalahan ini: Pemerintah Daerah, pihak swasta, dan PT SBI yang siap membantu.

Baca Juga:  Bupati Serahkan Armada Baru Ke Damkar Jembrana

“Pemkab Jembrana sebagai penyedia sampah dan tempat produksi, kemudian Pak Johan dengan mesin-mesinnya, dan PT SBI yang akan menerima hasil dari mesin ini. Saya sudah melaksanakan MoU dan PKS, dan kita optimis dapat menyelesaikan sampah eksisting yang berjumlah 100.000 ton,” ungkap Bupati Tamba.

Sementara itu, Johan Agus Kurniawan, Direktur Utama Wisesa Global Solusindo, menyatakan bahwa semua sistem mesin yang dibawa sudah dapat berjalan dengan baik. Uji coba telah dilakukan, mulai dari mengisi sampah ke dalam mesin Seiko (pemilah sampah), kemudian ke thresher (cacah), dan akhirnya di pres.

“Selama satu minggu ini, kami mencoba memfungsikan semua instalasi. Kemarin kami uji coba sedikit, dan semua sistem sudah berjalan dengan baik. Tinggal nanti produksi kita sesuaikan dengan kondisi di lapangan,” jelas Johan.

Baca Juga:  Lagi Pembangunan Pabrik Pengolahan Limbah B3 Milik PT. Cimira Raharja Sinar Bali di Tolak Warga Pengambengan

Namun, Johan juga mencatat adanya ketimpangan kapasitas mesin untuk mencapai hasil akhir 200 ton per hari. Mesin cacah dan mesin pres tidak mampu mengimbangi produksi mesin utama yang besar dari PT Wisesa Global Solusindo.

“Standar operasional belum bisa kita pastikan optimal karena sinkronisasi alat. Mesin sebesar ini harus seimbang dengan mesin thresher (cacah) yang lebih kecil agar hasilnya maksimal,” pungkas Johan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 981x668