Jembrana (JPost) – PT Adhy Persada Gedung (APG) selaku pemborong proyek revitalisasi Pasar Umum Negara, Kabupaten Jembrana, Bali yang kini menjadi Pasar Negara Bahagia menunggak pembayaran kepada rekanan penyuplai material proyek tersebut.
Informasi yang diterima JPost, tunggakan pembayaran tersebut mencapai Rp 1,2 miliar sementara pasar tersebut sudah beroperasi.
“Kami sedang selesaikan administrasi untuk pembayaran termin selanjutnya dari pemerintah. Setelah pembayaran dari pemberi proyek kami terima, tunggakan terhadap vendor penyuplai material segera kami lakukan,” kata pegawai PT Adhy Persada Gedung Muhammad Efendi saat dikonfirmasi Rabu (13/11).
Dia tidak menampik ada tunggakan pembayaran terhadap rekanan penyuplai material, namun belum tahu persis jumlahnya.
“Kalau sampai Rp 1,2 miliar itu saya belum tahu, karena saya fokus mengurus administrasi pembayaran termin,” katanya.
Menurut dia, dirinya bolak-balik Jakarta-Bali untuk menyelesaikan administrasi dana termin yang diharapkan akan cair pada akhir November atau awal Desember.
Selain tunggakan pembayaran rekanan penyuplai material, JPost juga mendapatkan informasi dari sumber yang minta namanya tidak disebutkan proyek senilai sekitar Rp 150 miliar itu juga masih memiliki hutang Rp 90 juta ke penyedia katering/konsumsi untuk tukang.
Terkait hutang tersebut, Efendi mengatakan, sebenarnya hal itu menjadi tanggungjawab mandor proyek yang terlepas dari perusahaannya.
“Untuk yang hutang konsumsi tukang Rp 90 juta sudah ditengahi pihak terkait. Itu tanggungan mandor yang imbasnya kepada kami karena tidak dibayar,” katanya.
Proyek revitalisasi Pasar Umum Negara merupakan proyek dari pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
Saat ini pasar di pusat Kota Negara sebagai ibukota Kabupaten Jembrana itu sudah beroperasi dan berubah nama menjadi Pasar Negara Bahagia. (Gis)