banner 981x668
BERITA  

Pura-pura Buta Pengamen Di Ciduk Pol PP

banner 120x600

Jembrana (JPost)– pura-pura buta seorang pengamen diamankan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpolpp) Kabupaten Jembrana. Pengamen tersebut bernama Yuda Alfiad (46) asal Sragen, Jawa Timur, Setelah diperiksa oleh dokter, pengamen tersebut akhirnya mengaku tidak buta sungguhan, setelah ditemukan mengamen dengan alat musik kecrekan (seperti tamborin) di jalanan Protokol tepatnya perempatan traffic light Ijo Gading.

Kasatpol PP Kabupaten Jembrana I Made Leo Agus Jaya membenarkan pihaknya telah mengamankan seorang pengamen pria yang berdalih seolah buta.

“Yang bersangkutan awalnya mengaku bahwa dirinya tidak bisa melihat atau buta. Namun, karena melihat kejanggalan jadi kami bawa ke kantor dan meminta bantuan dokter untuk memeriksanya lebih lanjut,” ungkap Leo saat dikomfirmasi via Whatsaap, Kamis (6/7/2024).

Setelah dilakukan beberapa pengecekan oleh dokter, kata Leo, terungkap bahwa Yuda sebenarnya tidak buta dan hanya berpura-pura sebagai modus menggalang belas kasihan masyarakat. Ia menggunakan kacamata hitam sebagai dalih karena merasa silau, dan juga mengaku memiliki kaki yang gemetar dengan alasan menggunakan tongkat. Namun, saat diamankan, ternyata dia menggunakan sepeda gayung.

Baca Juga:  "Ninjo Haji" Tradisi Ratusan Tahun Masyarakat Muslim Jembrana

Konyolnya terjadi saat diperiksa, Yuda kedapatan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Parahnya lagi ia mengaku dapat mengendarai mobil.

“Modus yang digunakan Yuda ini cukup rapi, dengan berpura-pura buta dan mengamen di traffic light sebagai sarana mengumpulkan uang dari belas kasihan masyarakat,” papar Leo.

Leo menyatakan bahwa ini bukan kali pertama Yuda terlibat dalam aksi serupa. Sebelumnya, Yuda juga pernah diamankan oleh Satpol PP Jembrana dengan modus yang sama pada 25 Mei 2023. Atas kasus tersebut, Dinas Sosial Jembrana berencana untuk mengembalikan Yuda ke daerah asalnya di Sragen, Jawa Tengah.

“Sudah dua kali kami amankan, dan memang mengaku buta. Besok 6 Juli 2023 pagi akan dikembalikan ke daerah asal, di Jawa Tengah dan difasilitasi oleh Dinas Sosial,” kata Leo.

Sementara itu, Yuda Alfiad mengaku datang ke Bali untuk mencari pekerjaan. Ia juga mengaku sering dimarahi anak-anaknya jika terlihat mengamen di daerah asalnya, sehingga Yuda memilih untuk mengamen di Jembrana yang jauh dari rumah.

Baca Juga:  Pelabuhan Gilimanuk Akan Jadi Pelabuhan Termodern Di Indonesia.

“Dulu saya pergi mencari kerja di Bali karena anak-anak marah kalau melihat saya ngamen. Saya ingin mencari pekerjaan, tapi kesulitan. Jadi, sementara ini saya tetap mengamen,” kata Yuda.

Yuda mengaku setiap hari mendapat penghasilan Rp 50 ribu dari mengameen. Modal yang digunakan berupa alat musik kecrekan, kacamata hitam, dan tongkat pramuka yang ia bawa dari Jawa.

“Cukup untuk saya kirim ke rumah, untuk bekal anak-anak. Saya juga mengirim uang hasil mengamen pulang,” tandas Yuda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 981x668